BAB 1 PENDAHULUAN

 1.1 Latar Belakang

Secara ekonomis usaha budidaya ikan sangat menguntungkan dan juga sangat mendukung bagi pemenuhan gizi masyarakat. Sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan manfaat ikan, maka tingkat kebutuhan akan daging ikan semakin meningkat (Anonim, 2006).

Ketersediaan sumber daya perairan yang luas dan sumberdaya manusia yang melimpah merupakan modal dasar untuk meningkatkan dan mengembangkan pembangunan perikanan di Indonesia.Salah satu upaya pengembangan budidaya perikanan di Indonesia adalah mengembangkan usaha budidaya ikan air tawar khususnya ikan mas (Anonim, 2001).

Jenis ikan yang banyak dibudidayakan hampir diseluruh propinsi di indonesia adalah ikan mas (Cyprinus carpio). Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan spesies yang mudah dibudidayakan dan dapat berkembang dengan baik. Daya adaptasi yang tinggi menyebabkan ikan mas dapat hidup dalam dataran rendah sampai dataran tinggi. Disamping itu preferensi masyarakat terhadap ikan mas cukup tinggi. Produksi ikan mas semakin meningkat sejalan dengan peningakatan permintaan untuk memenuhi konsumen dalam negeri (Anonim., 2002)

Disamping itu Ikan mas (Cyprinus carpio ) juga merupakan jenis ikan air tawar yang hidup di perairan yang mengalir tenang dengan suhu sejuk. Keunggulan ikan mas bagi para petani antara lain, mudah dipelihara karena pemakan apa saja dan dapat hidup di air yang tergenang. Selain itu, harga ikan mas tidak terlalu mahal, artinya dapat terjangkau oleh semua golongan. Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila ikan mas termasuk salah satu komoditas unggulan di sector perikanan air tawar (Khairuman, dkk, 2001).

Ikan mas (Cyprinus carpio) banyak dikonsumsi karena rasanya yang enak, gurih dan mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1981), ikan mas mengandung protein 4,5 gram, karbohidrat 23,1 gram, dan lemak 0,2 gram. Selain itu mengandung kalori, fosfor (P) 134 mg, kalsium (Ca) 42 mg, besi (Fe) 1 mg, Vitamin B1 0,22 mg dan air sebanyak 71 mg. Tidak mengherankan bila minat masyarakat untuk mengosumsi ikan mas semakin meningkat seiring dengan peningkatan taraf hidup masyarakat (Hardjamulia, 1988).

Ikan mas juga merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang tergolong memiliki nilai ekonomis penting. Ikan konsumsi ini termasuk salah satu komoditas sektor perikanan air tawar yang terus berkembang pesat dari waktu ke waktu (Anonim., 2002)

1.2 Tujuan Kegiatan Umum Dan Khusus

  • Tujuan Umum
  1. Untuk menciptakan usaha yang sehat dan menciptakan income yang optimal.
  2. Untuk mengembangkan sumber daya yang optimal pada sub sektor perikanan.
  3. Untuk menciptakan wadah kerjasama dan organisasi dalam usaha.
  4. Untuk meningkatkan pendapatan atau penghasilan.
  5. Untuk menerapkan Ilmu perikanan selama dibangku kuliah.
  • Tujuan Khusus
  1. Untuk mengetahui cara pemupukan yang baik dan benar.
  2. Untuk mengetahui pertumbuhan pakan alami dengan metode pemupukan menggunakan kotoran ayam.
  3. Untuk mengetahui jenis – jenis pakan alami apa saja yang ada dalam wadah budidaya tersebut.
  4. Untuk mengetahui pengaruh pakan alami terhadap pertumbuhan ikan mas.

 


BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Ikan Mas (Cyprinus carpio)

Klasifikasi ikan mas menurut Saanin (1986) sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Ostariophysi

Famili : Cyprinidae

Genus : Cyprinus

Spesies :Cyprinus carpio L.

Secara umum karakteristik ikan mas memiliki bentuk tubuh yang agak memanjang dan sedikit memipih ke samping (compressed). Sebagian besar tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik kecuali pada beberapa strain yang memiliki sedikit sisik. Moncongnya terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil).Pada bibirnya yang lunak terdapat dua pasang sungut.Pada bagian dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) sebanyak tiga baris berbentuk geraham. Memiliki sirip ekor menyerupai cagak ( Pribadidkk, 2002).

Saat ini Ikan mas mempunyai banyak ras atau stain. Perbedaan sifat dan ciri dari ras disebabkan oleh adanya interaksi antara genotipe, lingkungan, musim dan cara pemeliharaan yang dapat dilihat dari bentuk tubuh dan warnanya.

Adapun ciri-ciri dari beberapa strain Ikan mas adalah sebagai berikut:

  1. Ikan mas punten: sisik berwarna hijau gelap, potongan badan paling pendek bagian  punggung tinggi melebar,  mata  agak  menonjol,  gerakannya  gesit, perbandingan antara panjang badan dan tinggi badan antara 2,3:1.
  2. Ikan mas majalaya: sisik berwarna hijau keabu-abuan dengan tepi sisik lebih gelap,  punggung  tinggi, badannya  relatif pendek,  gerakannya lamban,  bila diberi makanan suka berenang di permukaan air perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,2:1.
  3. Ikan mas  si  nyonya:  sisik  berwarna  kuning  muda,  badan relatif panjang, mata  pada  ikan muda tidak menonjol, sedangkan ikan dewasa bermata sipit, gerakannya  lamban,  lebih  suka  berada  di   permukaan  air ,   perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,6:1.
  4. Ikan mas  taiwan :  sisik  berwarna  hijau  kekuning-kuningan,  badan relative panjang ,  penampang  punggung  membulat,  mata  agak menonjol, gerakan lebih gesit  dan  aktif ,  perbandingan   panjang  badan  dengan  tinggi  badan antara 3,5:1.
  5. Ikan mas koi :  bentuk badan  bulat panjang  dan bersisisk penuh, warna sisik bermacam-macam seperti putih, kuning, merah menyala, atau kombinasi dari warna-warna    Beberapa  ras  koi  adalah  long tail Indonesian carp, long tail  platinm  nishikigoi, platinum nishikigoi, long  tail shusui nishikigoi, shusi  nishikigoi,  kohaku  hishikigoi,   lonh   tail   hishikigoi,  taishusanshoku nshikigoi dan long tail taishusanshoku nishikigoi.

aa.png

Gambar 1 Ikan Mas Konsumsi

Perbedaan Ikan mas jantan dan Betina

  • Induk jantan
  1. Pergerakan lincah
  2. Bentuk tubuh ramping,
  3. Bila diurut pada bagian anus akan keluar cairan putih (sperma).
  • Induk betina
  1. Pergerakan ikan lamban
  2. Pada malam hari sering meloncat-loncat
  3. Perut membesar/buncit ke arah belakang dan jika diraba terasa lunak bila sudah matang gonad.
  4. Lubang anus agak membengkak/menonjol dan berwarna kemerahan

 

  • Pemupukan dan pengapuran

Pemupukan kolam pada prinsipnya adalah untuk menyuburkan air, dengan terbentuknya pakan alami dan pupuk dapat menjaga kesetimbangan air agar fluktuasi komponen perairan tidak besar. Kesuburan perairan ditandai dengan air yang telah berwarna hijau cerah. Sedangkan Kegiatan pemupukan bertujuan antara lain :

  1. Penumbuhan phytoplankton dan zooplankton
  2. Menjaga, pH yang konstan
  1. Menjaga keseimbangan ekosistem bio aquatic yang berfungsi sebagai penyediaan pakan alami untuk starter maupun bakteri decomposer.

Menurut Hickling (1962) dalam Boyd (1982) Pemupukan organik sangat efisien untuk meningkatkan kelimpahan zooplankton dan organise lainnya seperti benthos. Fox et al (1991) menyatakan bahwa perkembangan zooplankton bergantung pada pemupukan. Hepher dan Prugnin (1981) mengemukakan bahwa peningkatan zooplankton dan chironomous terutama disebabkan oleh peningkatan produksi bakteri dan protozoa pada kolam yang diberi pupuk organik.

Pemupukan dilakukan 2 hari sebelum penebaran benih dengan dosis tiap kolam bervolume 60 m3, maka pupuk setengah karung ± 25 kg pupuk. Pemupukan tidak harus dilakukan 2 hari sebelum penebaran jika kondisi mendesak misal karena benih sudah ada dan siap untuk ditebar maka sebagai starter awal untuk benih maka menggunakan 1/3 dari air budidaya sebelumnya.

Pemberian pupuk dapat dilakukan dengan menebarkan langsung ke air di dalam kolam atau pupuk ditaruh dalam wadah yang memiliki ventilasi udara misal karung pakan, plastik yang di bolong kecil-kecil. Pakan alami ini dapat memberikan gizi secara lengkap sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Dengan bentuk dan ukuran mulut yang kecil, benih ikan sangat cocok diberikan pakan alami.Untuk tahap awal, pakan yang diperlukan adalah pakan alami jenis Infusoria/Paramaecium. Pada tahap selanjutnya sesuai dengan perkembangan ukuran mulut ikan, jenis pakan alami yang cocok diberikan yaitu Moina, sedangkan pada tahap akhir sampai ikan siap tebar bisa diberikan pakan alami jenis Daphnia. Pakan alami merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan produksi benih ikan hias maupun ikan konsumsi.

menurut Hepher dan pruginin (1981) dengan meningkatnya ikan perunit area dan berat ikan maka kebutuhan makan populasi juga meningkat. hal ini harus diikuti oleh peningkatan pakan alami. Sedangkan peningkatan pakan alami lebih rendah dari peningkatan kebutuhan makan ikan. Jumlah pakan ikan dapat ditingkatkan melalui pemupukan lanjutan.

Pengapuran dasar kolam sebaiknya dilakukan setelah pengolahan tanah. Pada saat tanah dibalikkan dan sambil menunggu kering tanah dasar,penebaran kapur dapat dilakukan. Pengapuran merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan kestabilan keasaman (pH) tanah dan air, sekaligus memberantas hama penyakit. Jenis kapur yang digunakan untuk pengapuran kolam ada beberapa macam diantaranya adalah kapur pertanian, yaitu kapur carbonat : CaCO3 atau [CaMg(CO3)]2, dan kapur tohor/kapur aktif (CaO). Kapur pertanian yang biasa digunakan adalah kapur karbonat yaitu kapur yang bahannya dari batuan kapur tanpa lewat proses pembakaran tapi langsung digiling. Kapur pertanian ada dua yaitu Kalsit dan Dolomit. Dosis kapur yang akan ditebarkan harus tepat ukurannyakarena jika berlebihan kapur akan menyebabkan kolam tidak subur, sedangkan bila kekurangan kapur dalam kolam akan menyebabkan tanah dasar kolam menjadi masam. Tetapi ada juga para petani menggunakan dosis kapur berkisar antara 100-200gram/m2 hal ini dilakukan bergantung kepada keasaman tanah kolam.

  • Padat Penebaran larva

Padat penebaran ikan adalah jumlah ikan yang ditebar dalam wadah budidaya persatuan luas atau volume. Menurut Hepher dalamHepher dan Pruginin (1981) kepdatan merupakan faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan. Kepadatan ikan tergantung pada ukuran ikan yang dipelihara dan produktivitas kolam diantaranya jumlah, kualitas dan manajemen pemeliharaan.

Pada pemeliharaan ikan dikolam ketika populasi sedikit dan pakan yang tersedia bagi setiap individu masih melebihi kebutuhannya maka pertumbuhan maximum dapat terjadi.

Menurut Santoso (1993) padat tebar larva ikan mas untuk pendederan pertama 100 – 200 ekor/m2 . batas padat tebar sangat bervariasi untuk setiap spesies dan bergantung pada umumnya dan ukuran itu sendiri serta metode pemeliharaan (Huet, 1995). Namun semakin tinggi tingkat kepadatan ikan dapat menyebabkan banyak masalah yang timbul seperti sejumlah penyakit, terjadi kompetisi dalam mengambil makanan yang pada akhirnya akan menimbulkan terjadinya kanibalisme ( Stickney, 1993). Namun pada saat kebutuhan pakan per ekor untuk pertumbuhan maximum melebihi ketersediaan pakan yang ada dalam wadah budidaya, maka laju pertumbuhan akan menurun.

  • Pertumbuhan

Pertumbuhan ikan menurut Rousefell dan Evenhart (1953) dan weathearley (1972) adalah pertambahan ukuran baik panjang, berat maupun volume sehubungan dengan perubahan waktu.

Laju pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh banyak faktor, Harper dan pruginin (1981) menyatakan bahwa pertumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu :

  1. Hubungan dengan keadaan ikan itu sendiri seperti genetik dan keadaan fisiologi (kesehatan dan kematangan gonad).
  2. Lingkungan tempat hidup ikan seperti : sifat kimia air, sifat kimia tanah, suhu air, sisa metabolisme, ketersediaan oksigen dan ketersediaan pakan.

National Research Council (1997) mengatakan bahwa pertumbuhan akan terjadi jika jumlah pakan yang dikonsumsi ikan lebih besardaripada yang dibutuhkan ikan untuk pemeliharaan tubuh.

  • Proses Produksi Pembenihan ikan air tawar

Menurut Sutisna et al (1995) pembenihan ikan mas menyangkut dalam 2 hal penting yaitu breeding dan seeding. Breeding adalah semua perlakuan yang diberikan terhadap induk sehingga menghasilkan larva, sedangkan seeding adalah penanganan mulai dari larva sampai dengan benih siap dipasarkan. Benih ikan adalah ikan yang siap ditebar untuk dibesarkan (Ditjen perikanan, 1994). Dalam pembenihan ikan mas induk merupakan sarana produksi yang terpenting. Kualitas dan kuantitas tergantung pada induk yang akan dipijahkan.

Pemijahan adalah proses pengeluaran telur oleh induk betina dan sperma oleh induk jantan yang kemudian diikuti dengan perkawinan. Proses pemijahan sebenarnya merupakan reaksi terhadap rangsangan alami yang bersifat kompleks (Sutisna et al, 1995). Setelah terjadi pemijahan tahap selanjutnya adalah proses penetasan. Proses penetasan terjadi terjadi mulai telur dibuahi samapai dengan menetas. Pembuahan ini terjadi secara eksternal dan telur yang tidak dibuahi akan berwarna putih dan mengalami kematian.

Pada ikan mas penetasan terjadi dalam tempo 18 jam setelah pembuahan dan sesuai dengan waktu pengeluaran telurnya (Susanto, 1987). Setelah menetas embrio memasuki masa larva. Larva adalah embrio yang masih berbentuk primitifm ataunsedang dalam proses peralihan untuk menjadi bentuk definitif. Menurut Sutisna et al (1995) akhir masa larva ditentukan dengan habisnya isi kantong telur. Saat itu merupakan akhir dari bentuk primitif atau sedang dalam proses peralihan untuk menjadi bentuk definitif yaitu bentuk tubuh yang sama dengan bentuk tubuh induk/dewasa. saat larva berumur 5 – 7 hari maka larva siap ditebar dikolam pendederan I (Santoso,1993).

Pendederan merupakan rangkaian pemeliharaan benih secara bertahap. Pendederan ikan mas biasanya dilakukan dalam 3 tahap yaitu pendederan I mulai dari larva lepas hapa ( 5 – 7 hari) ukuran 2 – 3 cm lama pemliharaan 21 hari. Pendederan II mulai dari benih ukuran 2 – 3 cm sampai ukuran 5 – 6 cm dengan lama pemeliharaan 21 – 28 hari. Pendederan III mulai dari mulai dari benih ukuran 5 – 6 cm sampai dengan 10 – 15 cm dengan berat 40 – 50 gram dengan lama pemeliharaan 28 hari (Sutisna et al, 1995).

Persiapan kolam untuk pendederan I adalah dengan mengeringkan dasar kolam tujuannya untuk memberantas hama dan penyakit ikan dan untuk menetralkan gas – gas yang beracun, lalu pemupukan dengan dosis 200 – 1000 gr/m2. Bila ada bagian kolam yang becek dan tidak dapat kering maka lakukan pengapuran tohor untuk membunuh hama dan penyakit juga bisa untuk menetralkan Ph air jika berada pada keadaan asam. Dosis kapur yang digunakan adalah 60 gr/m2 jika tanah tidak kering maka dosis kapur yang digunakan adalah lebih dari 60 gr/m2. Tinggi air tidak lebih dari 40 cm karena benih ikan yang masih kecil tidak kuat untuk diam pada dasar kolam yang dalam.

 


 BAB 3 RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN ON FARM

 

3.1 Tempat Dan Waktu

Kegiatan On farm yang berjudul “ PEMBENIHAN DAN PENDEDERAN IKAN MAS”(Cyprinus carpio)”Khususnya dalam Peningkatan Pertumbuhan Pakan alami dengan Pupuk ayam. Kegiatan On farm Dilaksanakan Pada Bulan Desember 2013 sampai Bulan Maret 2014. Kegiatan On farm ini Bertempat  Di Departemen Perikanan Budidaya Perairan (vedca), Cianjur dan Sawah Harempoy.

3.2 Alat Dan Bahan

            3.2.1 Alat

  1. Bak semen
  2. Waring
  3. Anco
  4. Hapa (kotak dari jaring/kelambu,
  5. Seser,
  6. Ember,
  7. Timbangan skala kecil (gram) dan besar (kg),
  8. Cangkul, arit, pisau
  9. Ayakan  penandean  diameter  5   cm
  10. Kakaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat),
  11. Sabetan
  12. Termometer
  13. Alat tulis

3.2.2 Bahan

  1. Induk Ikan Mas jantan dan betina
  2. Kapur
  3. Pupuk
  4. Kuning telur
  5. Pakan Hyprofit dan Probiotik
  6. Kantong Plastik, Karet.
    • Tahapan Pelaksanaan

3.3.1 Prosedur Kerja

  1. Menyiapkan waring dan media pembenihan
  • Perbaikan waring
  • Pencucian waring
  • Perbaikan inlet dan outlet
  • Pengisian air
  1. Pengelolaan induk
  • Pemilihan calon induk
  • Seleksi induk jantan dan betina
  • Pemberokan secara terpisah antara induk jantan dan betina
  1. Pemijahan induk
  • Menyiapkan media pemijahan dan kakaban
  • Penyatuan induk jantan dan betina
  • Penutupan wadah pemijahan
  1. Penetasan telur dan pemeliharaan larva
  • Mengkondisikan suhu ruangan
  • Pemindahan kakaban pada media penetasan
  • Pemberian emulsi kuning telur
  • Pemberian pakan alami
  • Pengelolaan kualitas air
  • Pengendalian Hama dan Penyakit
  • Perhitungan jumlah larva
  • Sortasi dan grading
  1. Kegiatan Pendederan
  • Pengeringan kolam
  • Perbaiakan pematang
  • Pengolahan tanah
  • Pemupukan
  • Pengapuran
  • Pengisiaan air
  • Penebaran larva
  • Pengelolaan parameter kualitas air
  • Pemberian pakan
  • Pengamatan pertumbuhan
  • Sortasi dan grading
  1. Pemanenan dan penjualan benih
  • Pencarian informasi pasar
  • Transaksi harga benih
  • Pengurangan media pemeliharaan
  • Penangkapan benih
  • Sortasi dan grading seukuran pasar
  • Packing (penemasan benih)
  1. Pengamatan Plankton
  • Air kolam diambil sebanyak 10 liter
  • Kemudian air tersebut disaring menggunakan planktonnet. Kemudian air saringan sample tersebut diambil dan dimasukkan kedalam botol yang sudah diteteskan dengan formalin 1 tetes.
  • Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali ulangan dengan 1 tetes air sample tersebut dengan menggunakn cover glass dan diamati dibawah mikroskop.

 


BAB 4 JADWAL PELAKSANAAN

4.1 Jadwal Pelaksanaan

No Kegiatan Bulan Ke-
Desember Januari Pebruari Maret
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan (Alat, bahan dan proposal)                            
2 Persiapan wadah dan media                            
3 Pengelolaan induk                            
4 Pemijahan induk                            
5 Penetasan telur                            
6 Pemeliharaan larva                            
7 Penjualan benih                            
Pemijahan ke-2
8 Pemijahan induk                            
9 Penetasan telur                            
10 Pemeliharaan larva                            
11 Penjualan benih                            
8 Pembuatan laporan                            
9 Seminar                            
10 Pengesahan laporan                            

 


DAFTAR PUSTAKA

Afriantono, E dan Evi Liviawaty.1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Kanisius, Yogyakarta.

Dailami.D, A.S. 2002.Agar Ikan Sehat.Swadaya . Jakarta.

Khairuman, Sudenda. D dan Gunadi. B.,  2008. Budidaya Ikan Mas Secara Intensif  Revisi. Agromedia Putaka, Jakarta.

Khairuman, Sudenda.D dan Gunadi.B.,  2005. Budidaya Ikan Mas Secara Intensif  Agromedia Putaka, Jakarta

Lesmana, Darti. S, 2003.Mencegah dan Menanggulangi Penyakit Ikan Hias. Penebar Swadaya.

Pribadi, T.S., Muharnanto, Endah. J., Listyarini.T dan Herlina.R., 2002.Pembesaran Ikan Mas di Kolam Air Deras. Agromedia Putaka, Jakarta.

Rukmana, R.H., 2006. Ikan Mas (Pembenihan dan Pembesaran). Aneka Ilmu, Semarang

Saanin.,1986. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta, Bandung.

 


Lampiran 1.Rencana Anggaran Biaya

 

No Uraian Jumlah Satuan HargaSatuan (Rp) Jumlah
Biaya Investasi
1. Sewa kolam

·         Kolam pendederan

·         Kolam pemijahan

1

 

5

Petak sawah

bak

200.000

 

45.000

200.000

 

225.000

2. Alatperikanan (seser, ember, hapa,  serok, kakaban, heater dll) 1 set 100.000 100.000
3. Paralon 1 batang 35.000 35.000
4 Plastik

Plastik. Pembungkus pematang

2 pics 85.000 170.000
  Total Biaya Investasi       730.000
Modal Biaya Operational
1. PakanLarva

ü  Hi-Provite

ü  Telur ayam

 

2

1

 

Bal

Kg

85.000

8000

170.000

16000

2 Pakan benih

ü  Pelet PF 800

3 Bal 135.000 405.000
3. Induk ikan mas

·         betina

·         jantan

7

7

Kg

kg

55.000

45.000

385.000

315.000

4.  

Pupukayam

Kapur pertanian

3

2

Karung

karung

45.000

35.000

 

135.000

70.000

5. Probiotik EM4 1 Botol 55.000 55.000
5. Sewa ala tpengukurkualitas air 1 set 150.000 150.000
  Sewaalat lab. HPI

Alat Laboratorium

 

1

 

 

 

Set

 

 

8000 8.000
  Total Biaya Operasional       1.659.000
 
  Total Biaya Produksi       2.309.000

 

  1. Total produksi

Total biayaproduksi     = Biayainvestasi + biayaoperasional

=Rp.730.000,- + Rp. 1.659.000,-

= Rp. 2.389.000,-

  1. Pendapatan
    1. Kegiatan Pembenihan

Pendapatan           = SR x Benih yang didederkan x Harga jual

= 60% x 45.000 x 2 x Rp. 50,-

= Rp 2.700.000

Total pendapatan        = Pendapatan Pembenihan –biayaproduksi

= Rp. 2.700.000   –  Rp. 2.389.000

= Rp., 311.000 x 2 = 622.000

Pendapatan2 x periode pemijahanadalah Rp.622.000

 

Disusun oleh : Risman Nabawi BDP 2012,iteknik Negeri Jember